Friday, February 23, 2007

PERNYATAAN REMIDI

BAGI ANAK-ANAK XII IPA " SMATA " YG NILAINYA DIBAWAH " 65 " WAJIB MENGISI KOMENTAR DIBAWAH TABEL NILAI. PALING LAMBAT HARI SELASA TGL. 27 PEB 2007
PKL. 19.00 WIB.
BUAT SABLE, LULUK, YEYEN, IMA , KIKI, NINDYA, VINVIN , HELM, MR. KOTAK, SIS, RISBANDIA,SILVI , LATIFA , YENI, FAHMI, AND ANAK2 XII IPA YG BLM GUE SAMPERIN
HE..HE..HE....MAAF YA LAIN WAKTU PASTI GUE SEBUT OK !



BELOVED

MR. CASPER

NILAI KIMIA XII IPA SMA SHAFTA

Tuesday, February 13, 2007

REMIDI KIMIA KLAS XI IPA SMA SHAFTA

ANAK-ANAK YG NILAINYA DIBAWAH SKBM HARUS IKUT REMIDI TANGGAL 20 PEBRUARI . KALAU PERLU BAWA DONAT AND ES TELER HE........... HE....
UDAH YA SELAMAT BELAJAR

NILAI KIMIA KLAS XI IPA SMA SHAFTA

Friday, February 9, 2007

REMIDI KIMIA

BAGI ANAK-ANAKKU KLAS X-6 DAN KLAS X-7 YANG REMIDI HARAP MENEMUI PAK AGUS PADA HARI SENIN 12 PEB 2007 UNTUK MENGAMBIL SOAL/TUGASNYA.
SEMUA ANAK KLAS X-6 DAN X-7 WAJIB MENGISI KOMENTAR ATAU MENGISI SHOUTBOXnya CASPER. TERAKHIR TGL 12 PEB 2007



BE LOVED


( Mr. CASPER )

Nilai Kimia X-6 SMAN 11 SBY

Nilai Kimia X-7 sman 11



Tuesday, February 6, 2007

Mengendalikan Stres

Dengan cara menyelesaikan satu pekerjaan saja pada satu saat, tidak mengkritik orang lain. Tekanan, keinginan dan rasa takut adalah kenyataan dalam hidup. Sedikit stress tidak apa-apa bahkan akan menyebabkan kita waspada. Kalau stress sampai berlebihan akan membebani seseorang dan menyebabkan masalah fisik dan mental. Sebaiknya kita kerja sama dengan stress agar tidak menjadi beban. Punya hobi dan waktu rekreasi.

Kiat-kiat menghindari stress :
• Menerima kenyetaan
• Mau berbagi rasa
• Menbatasi parubahan
• Belajar untuk santai
• Memupuk keluarga bahagia
• Minta nasehat dokter
• Berserah diri dan berdoa kepad Tuhan


"Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segala sesuatu tidak ada artinya"

Labels:

Hidup Sehat

Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat setiap harinya.

Keuntungan bergaya hidup sehat :

* Merasa tenteram, aman dan nyaman Memiliki rasa percaya diri, hidup seimbang, tidur nyenyak
* Berpenampilan lebih sehat dan ceria
* Sukses dalam pekerjaan
* Menikmati kehidupan sosial dilingkungan keluarga, handai taulan dan tetangga

Bagaimana melakukan gaya hidup sehat setiap hari agar terhindar dari bahaya penyakit tidak menular tersebut ? Ada beberapa hal yang perlu dilakukan setiap hari yaitu :
Makan aneka ragam makanan
Melakukan aktifitas fisik secara teratur
Mengendalikan stress
Hindari NAPZA (Narkotik, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya)
Tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah

Labels:

Hidup Bahagia

Sahabat Nabi SAW, Uqbah bin Amir RA bertanya, ''Hai Rasulallah, apa saja yang membuat seseorang sukses (bahagia) dalam hidupnya? Rasul menjawab, ''Peliharalah lidahmu, berlapanglah kamu di rumahmu, menangislah terhadap kesalahan (dosa) yang engkau lakukan.'' (HR Abu Dawud, Turmudzi, dan lain-lain).

Setiap manusia yang beriman pasti menginginkan kebahagian dan kesuksesan hidup dalam kehidupannya, dunia dan akhirat. Pemimpin umat, Rasulullah SAW, memberi kiat yang sangat sderhana untuk meraihnya. Bukan dengan gelimang harta, memperoleh jabatan tinggi, atau beristri perempuan tercantik. Namun hanya tiga hal saja.

Pertama, memelihara lidah dari mengucapkan hal-hal yang tidak dibolehkan Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, peranan lidah sangatlah menentukan. Betapa bahayanya lidah bila dipergunakan untuk yang tidak baik, misalnya berdusta, memfitnah, dan sebagainya. Karena itu, lidah sangat potensial untuk membahagiakan atau membuat orang menderita.

Demikian pentingnya kedudukan lidah, maka Islam menginginkan masing-masing kita menjaga ucapannya dan mengarahkannya kepada hal-hal yang positif serta baik. Hadits Nabi SAW, ''Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia berkata yang baik atau diam.'' (HR Bukhari dan Muslim)

Kedua, berlapang-lapang di dalam rumah, artinya bagaimana rumah bisa dijadikan perisai dalam menghadapi berbagai godaan dan gangguan. Memfungsikan rumah sebagai tempat membina keluarga bahagia, tempat beribadah, beramal, berukhuwah, dan membina masa depan keluarga. Rumah juga merupakan 'madrasah' pertama.

Perlu diingat, harapan tersebut sulit diwujudkan bila keadaan dan situasi rumah jauh dari suasana Islami. Hanya sinar iman dalam keluarga lah yang akan membuat rumah itu tenang dan damai.

Ketiga, menangisi kesalahan, perbuatan dosa atau pelanggaran terhadap hukum akan membuat hati seseorang tidak tenang. Semakin banyak berbuat kesalahan, hidup akan semakin tidak nyaman. Karena itu, ''menangisi'' kesalahan, yaitu bertobat dengan sepenuh hati, adalah utama.

Di dalam Alquran banyak sekali perintah agar setiap kita selalu bertobat kepada Allah dari berbagai perbuatan dosa. Firman-Nya, ''...bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung...'' (An-Nur [24]: 31).

Demikian sederhana kunci kebahagiaan yang diberikan Rasulullah pada kita, namun sarat makna. Anda tak perlu mempunyai deposito miliaran rupiah, atau apartemen mewah di jantung kota untuk bahagia. Kunci kebahagiaan itu sudah ada di dada masing-masing kita, tinggal bagaimana kita menggali dan menghadirkannya setiap waktu.

Labels:

Islam dan Pendidikan

Pada dasarnya, sistem pendidikan Islam didasarkan pada sebuah kesadaran bahwa setiap Muslim wajib menuntut ilmu dan tidak boleh mengabaikannya. Rasulullah saw telah bersabda: "Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Adi dan Baihaqi).

Sabda Rasulullah saw di atas menggambarkan bahwa umat Islam adalah umat yang mencintai ilmu pengetahuan. Banyak nash al-Qur'an maupun hadits Nabi yang menyebutkan juga keutamaan mencari ilmu dan orang-orang yang berilmu. Allah Swt antara lain berfirman: "Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat." (TQS al-Mujadalah [58]: 11). Nabi saw juga antara lain bersabda:

"Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya untuk menuju surga." (HR. Muslim dan at-Turmudzi).

Motivasi Mencari Ilmu
Kata ilman yang berasal dari bahasa Arab bersifat nakirah (umum), artinya mencakup segala macam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak ada larangan dalam Islam untuk mempelajari pengetahuan apapun selama tidak bertentangan dengan aqidah Islam. (lihat: Sistem Pendidikan di Masa Khilafah, Dr. Abdurrahman al-Baghdadi).

Sesungguhnya motivasi seorang Muslim untuk mencari ilmu adalah dorongan ruhiyah, bukan untuk mengejar faktor duniawi semata. Seorang Muslim yang giat belajar karena terdorong oleh keimanannya, bahwa Allah Swt sangat cinta dan memuliakan orang-orang yang mencari ilmu dan berilmu di dunia dan di akhirat.

Hal itulah yang tampak jelas pada kehidupan generasi para sahabat, tabi'in serta tabi' at-tabi'in. Ketika Imam Syafi'i rahimahullah ditanya orang tentang ikhtiarnya dalam mencari ilmu, ia menjawab, "Seperti seorang perempuan yang kehilangan anaknya, padahal ia tidak mempunyai anak selainnya." (KH. Moenawar Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Madzhab).

Dengan demikian, seorang Muslim yang tidak meluangkan waktunya untuk mencari ilmu telah berdosa (karena menuntut ilmu adalah wajib, sama seperti kewajiban menegakkan sholat dan ibadah lainnya), dan secara pasti ia telah menutup diri dari kemuliaan yang akan dilimpahkan Allah Swt kepadanya.

Pendidikan Dalam Lintasan Sejarah Islam
Pengelolaan pendidikan dalam lintasan sejarah Islam telah dimulai oleh Rasulullah saw dan para Khulafa ar-Rasyidin. Rasulullah saw misalnya telah menjadikan mengajar baca-tulis bagi 10 orang penduduk Madinah sebagai syarat pembebasan bagi setiap tawanan perang Badar. Harta tebusan tawanan perang adalah milik Baitul Mal (kas negara). Dalam hal ini, ternyata Rasulullah saw menjadikannya sebagai 'anggaran' bagi pendidikan masyarakat.

Hal serupa dilakukan pula pada masa Khalifah Umar ibn al-Khaththab ra. Beliau menugaskan tiga orang guru untuk mengajar penduduk kota Madinah baca-tulis, dengan gaji yang dikeluarkan dari Baitul Mal. Dan gaji yang diberikan kepada ketiga orang guru tersebut untuk setiap orangnya adalah 15 dinar setiap bulannya (1 dinar = 4,25 gram emas).

Para khalifah sepeninggal Khulafa ar-Rasyidin juga dikenal sebagai negarawan yang amat menghargai orang-orang yang berilmu. Pada masa al-Makmun (Khalifah dari Bani Abbasiyah), misalnya, berdiri lembaga ilmiah pertama di dunia yang dinamakan Darul Hikmah. Kemudian didirikan pula lembaga ilmiah yang kedua yang diberi nama dengan Lembaga Ilmiah an-Nizhamiah. Tiga abad berikutnya, di kota Baghdad didirikan pula lembaga pendidikan lain bernama al-Mustansiriyah. Lembaga ini dibangun oleh Khalifah al-Mustansir al-'Abasi pada tahun 640 H. Lembaga ini memiliki keistimewaan dengan adanya rumah sakit untuk mata kuliah kedokteran.

Lembaga-lembaga pendidikan lainnya juga banyak tersebar di negeri-negeri Islam. Nama-nama yang masyhur dalam sejarah Islam dijumpai di kawasan Siria, Mesir, Baghdad, Mosul, Damaskus, dan daerah lainnya. Di siria terdapat nama-nama ar-Rasyidiah, al-Aminiyah, at-Tarkhaniyah, al-Khatuniyah, dan as-Syarifiyah. Di Mesir terdapat an-Nasiriyah dan as-Salahiyah. Tidak lama setelah itu, juga dibangun perguruan tinggi terkenal yaitu al-Azhar.

Model lembaga pendidikan terpadu seperti an-Nizhamiyah diikuti dengan pembangunan lembaga-lembaga pendidikan sejenis di kota-kota lain. Di Baghdad saja akhirnya terdapat 30 buah lembaga pendidikan sejenis an-Nizhamiyah. Di Damaskus 20 buah, di Iskandariyah (wilayah Mesir) 30 buah, dan di Mosul 6 buah. Hal yang sama bisa dijumpai di kota-kota seperti Kairo, Nishapur, Samarkand, Isfahan, Merv, Bulkh (Bactres), Aleppo, Ghazni, Lahore dan yang lainnya.

Di kawasan Andalusia (daerah Spanyol), yang pernah menjadi pusat pemerintahan Islam, juga banyak dibangun banyak perguruan tinggi terkenal seperti Universitas Cordoba, Sevilla, Malaga, Granada dan yang lainnya. Orang-orang Eropa yang pertama kali belajar sains dan ilmu pengetahuan banyak tertarik untuk belajar di berbagai perguruan tinggi di Andalusia. Sehingga, lahirlah kemudian murid-murid yang menjadi para pemikir dan filosof terkenal Eropa. Sejak itu, dimulailah zaman Renaissance-nya Eropa. Perguruan tinggi Oxford dan Cambridge di Inggris merupakan tiruan dari lembaga pendidikan di daerah Andalusia yang menggabungkan pendidikan, pusat riset, dan perpustakaan.

Di samping lembaga pendidikan, sepanjang sejarahnya, Daulah Islam menaruh kepedulian yang luar biasa terhadap keberadaan perpustakaan dan menganggapnya sebagai sarana umum yang harus disediakan bagi kepentingan rakyatnya.

Di antara banyaknya perpustakaan, yang ternama di masa pemerintahan Islam antara lain adalah perpustakaan Mosul yang didirikan oleh Ja'far ibn Muhammad (wafat tahun 940 M). Para pelajar dan ulama yang mengunjungi perpustakaan ini dapat membaca dan menyalin berbagai manuskrip yang tersedia. Kertas dan alat tulis dapat diperoleh tanpa dipungut biaya. Diperpustakaan lainnya bahkan disediakan tunjangan bagi para pengunjung perpustakaan yang secara reguler mendatanginya. Pinjaman-pinjaman buku maupun manuskrip ke luar perpustakaan adalah hal lazim saat itu. Salah seorang ulama, Yakut ar-Rumi, pernah memuji para petugas perpustakaan di kota Merv, karena mereka mengizinkannya meminjam dan membawa sebanyak 200 buku, tanpa jaminan apapun.

Di Andalusia terdapat sekitar 20 perpustakaan umum. Di antaranya yang terkenal adalah Perpustakaan Umum Cordova, yang pada abad ke-10 M saja telah mempunyai koleksi 400 ribu judul buku. Ini termasuk jumlah yang luar biasa untuk ukuran pada zaman itu. Menurut Catholique Encyclopedia, perpustakaan Gereja Canterbury yang terbilang perpustakaan yang paling lengkap di Eropa saat itu, hanya memiliki 1800 judul buku. Itu pada abad ke-14 M. Jumlah itu belum seberapa jika dibandingkan dengan perpustakaan Darul Hikmah, Kairo, yang memiliki koleksi 2 (dua) juta judul buku. Perpustakaan Umum Tripoli di daerah Syam yang dibakar oleh Pasukan Salib Eropa, memilki kurang-lebih 3 (tiga) juta judul buku, termasuk 50.000 eksemplar al-Qur'an dan tafsirnya. Perpustakaan al-Hakim di Andalusia menyimpan buku-bukunya di dalam 40 ruangan. Setiap ruangan berisi sekitar 18.000 judul buku.

Fasilitas lain yang menonjol adalah tempat penginapan bagi para guru dan pelajar. Tempat-tempat ini dikenal dengan berbagai sebutan, yaitu; ruaq, rubath, atau tikiyah. Mereka yang tinggal di tempat-tempat pemondokan tidak dipungut biaya sedikitpun. Bahkan, sebahagian besar dari mereka adalah orang-orang yang memperoleh tunjangan dari negara karena kesungguhannya dalam belajar maupun yang melakukan riset.

Khalifah al-Makmun, misalnya, memberikan imbalan kepada setiap penerjemah buku dengan emas seberat buku yang diterjemahkannya. Khalifah Harun al-Rasyid memberikan imbalan 4000 dinar emas kepada setiap penghafal al-Qur'an. Dan Khalifah juga telah membentuk komisi khusus yang terdiri dari para ahli untuk mengkaji suatu ilmu tertentu seperti ekonomi, geografi, matematika, dan sebagainya.

Walhasil, dari sejak pembentukan Daulah Islam di Madinah yang dibangun oleh Rasulullah saw sampai runtuhnya pada tanggal 3 Maret 1924 pada masa Khalifah Abdul Majid II di Turki, pendidikan masyarakat sangat diperhatikan sekali. Lalu, bagaimana mungkin kaum Muslim saat ini tidak merasakan kepedihan dan kerugian yang teramat besar dengan runtuhnya Daulah Islam, yang selama berabad-abad membuktikan perhatian dan kepeduliannya yang amat besar bagi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat?. Wallahu a'lam bi ash-shawab.[]

Labels:

Waspadai Virus Selingkuh

Seorang ibu mengalami depresi berat sampai harus masuk rumahsakit. Bahkan sebelumnya ia hampir mengakhiri hidupnya. Apa gerangan yang terjadi? Suaminya selingkuh dengan teman sekantornya. Tidak ada dalam benaknya, seorang suami yang taat beribadah, perhatian, bahkan pengurus DKM berselingkuh dengan wanita yang jauh dari agama. Ia benar-benar terguncang. Harmonisasi keluarga yang selama ini mereka bangun hancur begitu saja karena hadirnya orang ketiga.

Walau menyengsarakan, namun tren selingkuh di masyarakat mengalami “peningkatan” signifikan. Ustzh. Mimin Aminah, konsultan pernikahan dari Cahaya Islam Bandung, mengungkapkan bahwa dalam dua bulan terakhir ia menerima 43 orang yang berkonsultasi. Masalah yang dikonsultasikan bervariasi, 3 orang konsultasi masalah non pernikahan. Sisanya berkaitan dengan maslaah pernikahan. Dari 40 orang, hanya dua orang saja yang bukan selingkuh. Jadi, 38 orang atau hampir 90 persen pasien yang datang mengeluhkan soal perselingkuhan. Satu angka yang amat mengkhawatirkan. Sehingga masuk akal bila seorang ahli menyatakan bahwa dua dari tiga laki-laki selingkuh.

Ia pun menemukan dua hal “unik”. Pertama, pelaku selingkuh ternyata bukan hanya laki-laki, tapi juga wanita. Ini menarik. Biasanya wanita memiliki komitmen, kesetiaan dan rasa iba lebih kuat, serta memiliki pertimbangan emosi yang lebih kuat. Kedua, pelaku selingkuh bukan hanya orang-orang yang tidak mengerti agama. Orang yang mengerti agama pun bisa berselingkuh.


Apa Itu Selingkuh?

Selingkuh adalah tindakan yang disembunyikan, serta tidak diungkapkan sebagaimana mestinya, sehingga menimbulkan perasaan tidak baik terhadap orang yang tidak mendapatkan hak dari apa yang disembunyikannya itu. Dalam perkembangannya, selingkuh dikonotasikan dengan hubungan selain hubungan resmi. Misalnya, hubungan suami dengan selain istrinya atau seorang istri dengan selain suaminya. Hubungan tersebut dibangun seperti hubungan suami dan istri.
Selingkuh, sejatinya adalah tahap awal pengembangan dusta dalam rumahtangga. Sehingga melahirkan rasa saling tidak percaya, saling curiga dan pengkhianatan akan janji setia. Akibat selingkuh, tidak ada lagi kehangatan dan canda tawa dalam keluarga.
Karena akibat yang ditimbulkannya sangat berbahaya, maka Islam memandang selingkuh sebagai zina. Allah SWT sangat membenci zina. Jangankan melakukannya, mendekatinya saja tidak boleh (QS Al-Israa’ [17]: 32). Islam pun tidak mentoleransi perbuatan zina sedikit pun. Hal ini terlihat dari beratnya sanksi yang diberikan kepada pelakunya (QS An-Nuur [24]: 2).


Mengapa Terjadi Selingkuh?

Selingkuh terjadi karena adanya dorongan kuat untuk melakukan penyimpangan. Kadang berupa keinginan bertemu seseorang yang dulu pernah dicintai dan sekarang sudah berkeluarga. Kadang melihat “kelebihan” orang lain dibanding milik sendiri, dsb. Andai dirunut, setidaknya ada empat penyebab utama terjadinya selingkuh.

Pertama, kurang harmonisnya hubungan suami dan istri. Kondisi ini disebabkan kurang intensnya berkomunikasi yang terjalin. Bisa pula masing-masing kurang mendapat porsi mengekspresikan emosinya. Sebenarnya kalau pun ada faktor-faktor lain yang bermasalah, seperti faktor ekonomi, apabila komunikasinya bagus, keluarga akan tetap harmonis.

Kedua, adanya ketidakpuasan suami atau istri yang tak terungkap. Harapan, tuntutan, keinginan yang tidak terkomunikasikan bisa membuat seseorang mencari pemenuhan dari orang lain. Patut dicatat, selingkuh itu tidak selalu dengan orang yang fisik dan hartanya lebih baik dari pasangan sahnya. Ada kasus seorang majikan selingkuh dengan sopir atau pembantunya. Alasannya, mereka merasa lebih dihargai oleh selingkuhannya.

Ketiga, kurangnya perhatian dari pasangan. Apa yang diharapkan pasangannya tidak direspons dengan baik.

Keempat, dilanggarnya etika pergaulan dengan lawan jenis. Sebab, sepanjang pandangan dan perkataan tidak dijaga, sepanjang pergaulan tanpa hijab, sepanjang itulah peluang selingkuh terbuka lebar.

Arti Penting Komitmen

Kesuksesan rumahtangga dibangun dengan landasan kecintaan dan kesetiaan. Namun kenyataannya banyak orang yang diam-diam mengkhianati cinta pasangannya dengan selingkuh. Rumahtangga yang telah dibangun selama bertahun-tahun, akhirnya kandas karena pasangan berselingkuh. Bagaimana mengeliminasinya?

Bangun Komitmen Spiritual

Sebuah perbuatan akan terjadi kalau ada peluang dan kemampuan. Keduanya hanya bisa dihalangi oleh kuatnya komitmen agama. Komitmen inilah yang membuat Nabi Yusuf mampu menghindari perselingkuhan dengan Zulaikha. Nabi Yusuf benar-benar mendapatkan kesempatan langka, namun ia tidak tergoda (QS Yusuf [12]: 23). Komitmen spiritual akan membuat seseorang tunduk pada kebenaran dan mampu berakhlak mulia. Pandangan, ucapan serta pergaulannya akan senantiasa dijaga.

·Bangun Komitmen Berkeluarga

Pernikahan akan terasa dinamis, andai suami istri memiliki komitmen untuk memenuhi hak dan kewajibannya sebaik mungkin. Suami berkomitmen untuk menjadi kepala rumahtangga terbaik. Begitu pun istri, berkomitmen menjadi ratu di rumahtangga. Ketika fungsi-fungsi ini tidak berjalan, maka akan lahir ketimpangan dan penyelewengan.

·Bangun Komunikasi yang Sehat

Suami istri perlu membiasakan suasana komunikasi yang enak dan musyawarah. Suasana dialogis perlu dikembangkan untuk menjaga keharmonisan, melahirkan keterbukaan, mampu mendeteksi adanya perubahan sikap, serta mengetahui keadaan pasangan.

·Selesaikan Masalah Sejak Dini

Jangan sepelekan masalah yang timbul, termasuk masalah yang kita anggap kecil. Sebab, perselingkuhan sering berawal dari masalah-masalah sepele. Maka, berhati-hatilah ketika pasangan marah-marah melihat salah satu kebiasaan kita. Atau ia mengatakan bosan. Segera cari solusi terbaik yang menguntungkan kedua belah pihak.

·Jadilah Pasangan Tepercaya dan Dibutuhkan

Setiap pasangan harus mampu memberikan service memuaskan bagi pasangannya. Sehingga ia tidak mencari kepuasan di luar rumah. Suami atau istri harus menjadi penenteram bagi pasangannya ketika didera masalah. Ia hadir, membantu dan menenteramkan, bukan malah menambah masalah.

·Bersikap Bijak dan Tepat

Sikapi dengan bijak dan tepat bila mengetahui adanya gejala-gejala peselingkuhan. Caranya: [1] Kembalikan semua masalah kepada aturan Allah dan Rasul-Nya, [2] Tiap pasangan melakukan koreksi diri dan saling mengingatkan untuk menemukan dan menilai kesalahan yang telah terjadi. �¡

Labels:

sukses bergaul

Salah satu kunci sukses bergaul adalah jangan menyinggung dan jangan mudah tersinggung. Dengan tidak menyinggung perasaan orang lain kita akan aman. Orang pun akan nyaman bergaul dengan kita. Karena itu, berhati-hatilah dalam berucap dan bersikap. Pastikan apa yang kita omongkan tidak menjatuhkan dan mempermalukan orang lain. Akan lebih baik bila orang merasa dihormati saat kita berinteraksi dengan mereka.

Yang kedua, dengan tidak mudah tersinggung, insya Allah hidup kita akan nyaman. Bagaimana cara meminimalisasi rasa tersinggung? [1] Jangan menilai lebih kepada diri sendiri. Semakin banyak kita mengaku-ngaku tentang diri kita, akan makin sering pula kita tersinggung. [2] Belajar melupakan. Misal, kalau kita sarjana maka lupakan kesarjanaan kita, kalau kita seorang pimpinan maka lupakan kedudukan kita, dsb. Anggap semuanya ini amanah agar kita tidak tamak kepada penghargaan. [3] Apapun perlakukan orang akan bermanfaat kalau kita dapat menyikapinya dengan tepat. Lagi pula tidak bisa memaksa orang lain berbuat sesuai dengan keinginan kita. [4] Belajar empati. Cari seribu satu alasan untuk bisa memaklumi orang lain agar kita tidak mudah dongkol dan tersinggung. Namun alasan tersebut dilakukan untuk memaklumi bukan untuk membenarkan kesalahan. [5] Jadikan ketidakenakan tersebut sebagai ujian kesabaran sekaligus kesempatan untuk memaafkan orang yang menyakiti. Balaslah keburukan dengan kebaikan. Wallaahu a'lam.n

Labels: